Mari Berbagi Ilmu di Jalan Perjuangan (Dakwah)

Ilmu itu Allah swt. berikan kepadasiapa yang mencari, tapi kefahaman terhadap ilmu tidak diberikan Allah swt.   kepada semua orang pencari ilmu. Takayal, meski sudah sekolah tinggi  hinggake luar negeri atau nyantri hingga lupa usia diri, tapi masih basa basi dalam mengamalkanilmu yg ia dapatkan.

Al-'ilmu nurrun, Kefahaman yangmenjadikan ilmu itu bercahaya, disamping ada perihal keilkhlasan danmeninggalkan kemaksiyatan.  Sepertihalnya nasehat yang sisampaikan Imam As-Syafi’i : “Al ilmu nurun, wa nuurullahi layuhda lil 'ashy”  “Ilmu adalah cahayadan cahaya (pengetahuan) Allah tidak akan diberikan kepada pelakumaksiyat".

Semua yang berilmu tidak semuafaham terkait ilmunya, karena tidak semua orang yang berilmu menjalankan apayang ia ketahui. Banyak juga yang hanya sebatas  menjadi fikroh, tanpa fikroh tersebut berbuahmenjadi amal.

Ya Rabb, berikanlah kamihidayah untuk dimudahkan dalam menuntut ilmu dan jadikan kami penuntut ilmu ygdiberikan hidayah kefahaman oleh Mu, agar kami bisa mengamalkan apa yg akudapatkan, tanpa menunggu penuh ilmu Mu yang ada pada kami seperti yangdiajarkan baginda kami Rasulullah yang bersabda “ “Sampaikanlah darikuwalau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Sesungguhnya ilmu Allah maha luas,entah kapan kami bisa menggenapkan semua ilmu tersebut. Karna jika para ulamamenunggu ilmu itu penuh padanya, maka tak akan ada dari mereka  yangmengajarkan kepada muridnya.

Logikanya  tak ada tabiuttabiin, jika tak ada tabiin. Tak ada tabiin, jika tak ada para sahabat.  Tak ada murid para ulama, maka tak adaperantara penyambung ilmu pada masa atau generasi setelahnya, tak ada perantaramaka akan sangat lama ilmu itu sampai kepada kami.

Jadi, tidak ada lagi kata "maaf saya belum pantas menyampaikan (menjadida’i) ", Bukankah kita percaya dengan sabda Rasul bahwa sebaik baik orangadalah orang yang berilmu dan orang yang bermanfaat kepada orang lain?

Diriwayatkan dari Jabirberkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidakada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusiaadalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani danDaruquthni)

 “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baikkalian islamnya adalah yang paling baik akhlaq jika mereka menuntut ilmu.”(HR. Ahmad)

Lantas kenapa kita tak mau berbagiilmu? Agar ilmu kita bisa bermanfaat untuk orang lain.
Bukankah kita percaya bahwa ada 3 amalan yg dapat membawa pahalanya yang terusmengalir? meski posisi kita tak lagi hidup didunia, saat raga sudah terbujurkaku dalam kubur. Entah dapat nikmat atau siksa kuburkah kita disana.. Tapi adapahala yg senantiasa mengalir. Senantiasa pahala ilmu yang bermanfaat, dan akanterus mengalir selama masih ada orang yang melakukan kebaikan karena perantarakita.


Bukankah kita percaya sabda rasul,barang siapa ada org lain melakukan kebaikan melalui perantara kita maka kitaakan mendapatkan pahala yg sama seperti org tersebut tanpa mengurangipahalanya.
Rasulullahshallallahu'alaihiwasallam bersabda :"Barangsiapa mengajak kepadapetunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinyatanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak kepadakesesatan, maka baginya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpamengurangi dosa mereka sedikit pun."
(Shahih - HR Muslim).


Bukankah kita percaya sabda rasuljika ada yang memperoleh hidayah karena perantara kita itu lebih baik daripadaunta merah.
Dari Sahl bin Sa’ad bahwasanya Rasulullah SAWbersabda (kepada Ali RA), “Demi Allah, sungguh Allah memberi petunjuk kepadasatu orang lantaran kamu, itu lebih baik  bagimu dari pada kamumendapatkan onta merah”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Bukankah kita percaya jika ada ygdapat hidayah karna perantara kita itu lebih baik dari dari terbit danterbenamnya matahari. Meski kebaikan sang mentari selalu aktif saban hari tanpahenti selalu menyinari makhluk bumi, dan dengan sinarnya semua makhluk sangatmerasakan banyak manfaat.

DemiAllah satu orang memperoleh hidayah lantaran kamu, maka itu lebih baik dari apayang ada di antara terbit dan terbenamnya matahari” (HR. At-Tabhrani).

Imam Hasan Al-Basri pernah berwasiat
“wahai manusia, sesunguhnya akutengah menasehati kalian, tapi bukan berarti akulah orang terbaik di antarakalian, bukan pula orang yang paling shalih diantara kalian.”

"Sesungguhnya akupun telahmelampui batas terhadap diriku, Aku tidak sanggup menggerakannya dengansempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam mentaati perintahRabbnya."

"Andai kata seorang muslim tidakmemberi nasehat kepada saudara, kecuali setelah dirinya menjadi orang yangsempurna, niscaya tidak akan pernah ada orang pemberi nasehat”

Jadi,  Tak ada alasan lagi. Bagi kita untuktidak berbagi dan terlibat dlm perjuangan ini. Tak ada orang yang sempurna dantak ada orang yang sudah menghatamkan ilmu Allah..

Ya Rabb, tunjukan dan mudahlan kami mengikuti jalan para ulama, teruslahletakan kami dalam jalan kebaikan dan istiqomahkan kami serta ridhoi kamidijalan perjuangan ini.

Post a Comment for "Mari Berbagi Ilmu di Jalan Perjuangan (Dakwah)"