Menjemput Bidadari Dunia, Part 2 ~ Mengunci Incaran atau Ta’arufan ~


Terkadang sudah sering terlintas, kapan bisa memberikan mantu pada ibu. Jodoh ditangan Tuhan, berapa besar upaya kita untuk segera menikah jika Allah belum berkehendak maka tak bisa kita eksekusi segera. sehingga terkadang pertanyaan kapan segera menikah membuat risih sebagian orang. 

Siapa sih yang tak ingin menikah? hanya yang berkelainan yang tidak ingin menikah dan orang waras yang dengan pertimbangan tertentu. Kitanya saja yang belum tahu alasan mereka belum menggenapkan separuh agama. Jadi, kalau hanya mengolok-olok atau tanya basa basi, mending pertanyaan itu disimpan saja. Bukan mereka tak ada usaha atau tak mau menikah, tapi Allah belum memberikannya.

Qodarulullah Nya banyak yang sudah mengusahakan menikah, tapi tak selesai hingga pelaminan karena sesuatu hal. Menikah bukan untuk tujuan sesaat tapi ada misi besar dibalik perencanaan. kita sebagai saudara seiman baiknya mendoakan, semoga ia cepat diberikan jodoh yang layak untuk kebaikan dunia dan akhiratnya.

Jikalau bermaksud menseriusi hubungan maka mintalah saran pada Sang Maha Pengatur Kehidupan. Biar Allah yang akan memberi jawaban dalam setiap istikharah cinta kita. Seperti yang tertulis dalam bait bait doa istikharah "Jika ini baik untuk ku, agama ku, kehidupan ku dan begitu juga setelahnya maka dekatkan, mudahkanlah, berkahilah dia dengan ku namun jika tak baik untuk ku, agama ku, kehidupan ku dan begitu juga setelahnya maka maka jauhkanlah aku dengannya melalui proses yang baik."

Jika sudah genap syarat-syaratnya dan serius ingin menikah, maka akan banyak jalan menuju pelaminan. Baik ada uang ataupun belum ada uang, baik sudah ada calon maupun belum ada calon. Bagi yang sudah ada calon maka tinggal minta dimediasikan sama orang lain (mediator) untuk mengkhitbah (melamar) agar tidak menimbulkan fitnah dan membatasi interaksi internal calon sampai proses itu benar-benar final. Bisa juga langsung mendatangi wali si wanita sendiri dengan maksud mengungkapkan keinginannya. Tapi Indonesia punya budaya,  sebisa mungkin melibatkan orang yang dituakan dalam proses keberjalanannya sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kita kepada orang yang kita anggap sebagai orang tua atau guru atau ustadz kita, atau siapapun dia.

Sebagai catatan, seorang mediator hendaknya seseorang yang sudah berkeluarga agar tidak terjadi peristiwa lamaran seperti saat sahabat Salman Al-farizi melamar seorang gadis untuk temannya (Abu Darda').

Jikalau belum ada calon maka taarufan dengan proposal menjadi jalan untuk saling mengenal dengan dimediasi guru atau ustadz atau orang yang faham dengan hal itu. Lantas bagaimana caranya jika pencarian itu melalui mekanisme ta’arufan ?

Ini hanya pendapat pribadi. Jika ada yang tidak berkenan silakan diskusi lewat komentar atau hubungi saya melalui kontak yang ada di blog ini. 

Menerima konsultasi sebisanya jika memang anda mempercayai saya untuk itu. Yang penting sesuai dengan prosedur kesopanan adat nusantara.

Semoga artikel ini bermanfaat. Bisa juga membaca artikel lainnya yang masih satu tema dengan artikel ini. Daftarnya ada dibawah. Atau masukkan kata kunci yang terkait barangkali membutuhkan artikel lainnya. Selamat membaca..


Bacaan Terkait :
Menjemput Bidadari Dunia , Part 2 ~Mengunci Incaran atau Ta’arufan ~
Menjemput Bidadari Dunia , Part 3 ~ Pilih Ta’arufan saja ~
Menjemput Bidadari Dunia , Part 4 ~Contoh Proposal Ta’arufan ~
Menjemput Bidadari Dunia , Part 5 ~AgendaTa’aruf ~
Menjemput Bidadari Dunia , Part 6 ~Khitbah~
Menjemput Bidadari Dunia , Part 7 ~Mengurus Surat Rekomendasi (Andon) Nikah ~
Menjemput Bidadari Dunia , Part 8 ~Tes Kesehatan Pra Nikah ~
Menjemput Bidadari Dunia , Part 9 ~Menentukan Mahar~
Menjemput Bidadari Dunia , Part 10 ~Seserahan~
Menjemput Bidadari Dunia , Part 11 ~Sembunyikanlah lamaran (khitbah), Umumkanlah Pernikahan~


Menjemput Bidadari Dunia , Part 13 ~Akad ~


Menjemput Bidadari Dunia , Part 17~Malam Pertama ~

Post a Comment for "Menjemput Bidadari Dunia, Part 2 ~ Mengunci Incaran atau Ta’arufan ~ "